Rabu, 16 Februari 2011

Wednesday, 16 February 2011

JAKARTA (SINDO) – Pemerintah dan pelaku usaha dalam negeri sudah
waktunya menjalin hubungan kemitraan yang lebih intensif dengan China
seiring perkembangan pesat perekonomian negara itu. Kemitraan bisa
dilakukan dengan pemerintah maupun pelaku usaha di Negeri Tirai Bambu
itu. ”Dengan perekonomian yang semakin maju,mereka butuh mitra dagang
dan investasi.

Kita harus bisa menjalin kemitraan yang lebih
baik,” ungkap Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi)
Erwin Aksa saat dihubungi SINDOkemarin. Seperti diberitakan, China
akhirnya mengambil alih posisi Jepang yang telah dipegang selama 42
tahun sebagai negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia.
Produk domestik bruto (PDB) China pada tahun lalu yang mencapai
USD5,879 triliun, melewati Jepang yang hanya USD5,474 triliun.


Erwin menuturkan, kemitraan pengusaha China dan pengusaha
Indonesia bisa diorientasikan untuk memperkuat perdagangan antarkedua
negara. Adapun jalinan kemitraan antarpemerintah difokuskan untuk
meningkatkan investasi China ke Indonesia. “Kita lihat sendiri
ekspansi industri China besar-besaran. Mereka pasti akan melirik pasar
lain di luar China yang cukup potensial,”katanya. Dia menilai
perkembangan ekonomi China otomatis menjadi alternatif bagi
perdagangan Indonesia yang selama ini terkonsentrasi ke negara maju
seperti Amerika Serikat dan Jepang.

Erwin melihat perlunya para
pengusaha nasional mengikuti perkembangan perekonomian global.“Penting
diperhatikan karena China sudah jadi kekuatan ekonomi dunia,”
imbuhnya. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI) Firmanzah
menilai, salah satu keuntungan yang bisa dimanfaatkan oleh Indonesia
adalah pasar China yang besar. Dengan perekonomian China yang
mengalami akselerasi, peluang masuk produk nasional ke pasar China
semakin terbuka. “Di sinilah kita harus memanfaatkan ini.Pengusaha
kita harus disiapkan untuk bisa masuk ke pasar China.


Pemerintah harus bisa mendorong pengusaha kita agar bisa masuk
ke sana,”paparnya. Sebaliknya, jika peluang tersebut tidak bisa
dimanfaatkan,perkembangan China justru membahayakan Indonesia.
Ekspansi China yang besar-besaran dalam perdagangan dan industri,bisa
memicu banjirnya produk negara itu ke pasar Indonesia. “Kemampuan
berkompetisi para pengusaha nasional menjadi kunci menjaga
perekonomian dalam negeri,”ujarnya.

Guru besar Fakultas
Ekonomi UI ini menambahkan,manfaat lain yang bisa didapat dari
melajunya perekonomian China adalah terakselerasinya perekonomian
regional Asia.Ada efek regional yang bakal membuat perekonomian negara
di kawasan Asia, termasuk Indonesia, ikut terangkat dengan kinerja
perekonomian China. “Lahirnya pusat pertumbuhan ekonomi baru, secara
otomatis membuka peluang perekonomian negara dalam satu kawasan turut
serta terakselerasi,”ujarnya.

Direktur Eksekutif Indef Ahmad
Erani Yustika menuturkan, tergesernya perekonomian Jepang oleh China
membuat warna baru dalam perekonomian global yang selama ini hanya
didominasi negara maju.“Ada keseimbangan perekonomian global,”kata
Erani. Dia melihat keuntungan dari terakselerasinya perekonomian China
hanya dapat diambil jika Indonesia jeli melihat peluang dan kelemahan
perekonomian negara tersebut. Kuatnya perekonomian suatu negara pasti
menyisakan kelemahan yang bisa dimanfaatkan oleh negara
lain.

Peran pemerintah sangat strategis untuk mengidentifikasi
celah yang bisa dimanfaatkan dengan mengeluarkan regulasi yang mampu
mendorong pelaku usaha nasional. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan
Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang PS Brodjonegoro
mengatakan, perkembangan ekonomi China patut dicermati lantaran negara
itu merupakan mitra penting Indonesia di bidang ekonomi.

China
bahkan menggeser Amerika Serikat (AS) dalam perdagangan dan investasi.
“Perkembangan China ini menguntungkan Indonesia karena perekonomian
kita semakin terintegrasi dengan Asia Timur. Kita tahu saat ini
pertumbuhan China sedang tinggi,”ujarnya.

AS Yakin Ekonomi China

Berdasarkan jajak pendapat, Senin (14/2), sebagian
besar penduduk Amerika percaya, China adalah negara dengan
perekonomian terkemuka di dunia. Sebanyak 52% penduduk AS berpandangan
China adalah pemimpin perekonomian di dunia saat ini. Adapun 32%
lainnya tetap beranggapan AS tetap menjadi penguasa perekonomian
dunia.

Dari jajak pendapat Gallup yang melakukan survei
terhadap 1.015 orang dewasa di AS, diketahui jumlah persentase yang
setuju China telah berkembang pesat meningkat dalam beberapa tahun
terakhir. Jajak pendapat ini dirilis sebagai pembanding setelah data
PDB menunjukkan China menjadi negara dengan perekonomian terbesar
kedua di dunia pada 2010, menggantikan Jepang yang telah memegang
gelar tersebut sejak 1968.

PDB China tahun lalu mencapai
USD5,879 triliun, terbesar kedua di bawah AS, USD14,660 triliun.
Terlepas dari PDB AS yang lebih tinggi dibanding China, beberapa
ekonom percaya China, yang memiliki empat kali lipat penduduk dari AS,
akan tumbuh lebih cepat dan bisa mengambil alih posisi AS pada 2020.
Ketika diberi pertanyaan negara manakah yang akan menjadi kekuatan
perekonomian terkemuka pada 20 tahun ke depan,47% responden menjawab
China,35% menyebut AS. Sebagian lain menjawab Jepang,Uni Eropa,dan
India. (AFP/rini harumi w/wisnoe moerti/bernadette lilia
nova)            

 


Source:Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar