Rabu, 16 Februari 2011

Thursday, 17 February 2011

SEOUL(SINDO) – Merespons kunjungan delegasi Indonesia,Presiden
Korea Selatan (Korsel) Lee Myung-bak langsung membentuk tim khusus
untuk mendukung percepatan pembangunan ekonomi dan koridor ekonomi di
Tanah Air. Keputusan tersebut menindaklanjuti pertemuan dengan Menteri
Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa dan rombongan sebagai utusan
khusus Presiden Susilo Bambang (SBY) di Seoul kemarin.

Hatta
mengatakan, delegasi Indonesia disambut dengan baik oleh Presiden Lee
Myung-bak di Istana Kepresidenan (Blue House) saat melakukan
pembicaraan bilateral. ”Kita sudah menyampaikan surat dari Presiden
SBY dan Presiden Korsel sangat mendukung,” kata Hatta di Seoul
kemarin.

Hatta yang didampingi Menteri Perindustrian MS
Hidayat, Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu, Menteri Pertahanan
Purnomo Yusgiantoro, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Gita
Wirjawan, dan Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tanjung,
mengatakan keseriusan Presiden Lee dibuktikan dengan dibentuknya tim
khusus percepatan pembangunan ekonomi dan percepatan koridor ekonomi
di Indonesia. Tim yang dibentuk di Korea nantinya akan dipimpin oleh
Menteri Perekonomian Korsel Choi Joong-kyung.

Pembentukan tim
agar kerja sama Indonesia dengan Korsel bisa segera terealisasi.
”Presiden Korsel sangat menyambut baik kedatangan kami dan mendukung
percepatan koridor ekonomi kita,” kata mantan Menteri Perhubungan ini.
Dia mengatakan,hubungan Indonesia- Korsel bukan lagi kerja sama
bilateral. Namun lebih dari itu, pada level hubungan pribadi yang
harmonis, termasuk persahabatan antara kedua pemimpin negara.


Setelah tim khusus percepatan ekonomi dan pembangunan koridor
ekonomi dari Korsel selesai dibentuk, Pemerintah Indonesia akan
bertemu kembali dengan Pemerintah Korsel pada April 2011. Hasil
kunjungan ke Korsel akan dilaporkan kepada Presiden SBY. Hatta
mengatakan, Korsel sudah memastikan realisasi investasi ke Indonesia
senilai USD7,5 miliar meski tim khusus belum dibentuk. Dia
menyebutkan, perusahaan baja raksasa asal Korsel,Posco,akan memulai
pembangunan fasilitasnya pada Mei 2011.

Sedangkan produsen ban
asal Korsel,Hankook, juga akan mulai membangun pabriknya di Indonesia
pada Juni 2011. Hatta mengungkapkan, sebagai tindak lanjut,Pemerintah
Indonesia juga akan membentuk tim khusus untuk meningkatkan investasi
dari Korsel. Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perdagangan Mari Elka
Pangestu menjelaskan, perdagangan Indonesia dengan Korsel selalu
meningkat dari tahun ke tahun, terutama periode 2005– 2010.


Bahkan, pada 2010 meningkat dua kali lipat dan surplus
perdagangan selalu ada di Indonesia. ”Sekarang ekspor kita (ke Korsel)
45% minyak dan gas, sedangkan 55% nonmigas,”katanya. Mari
mengungkapkan, dalam pertemuan dengan Presiden Lee Myung-bak juga
dibahas kemungkinan kesepakatan perdagangan bebas (free trade
agreement/FTA) langsung dengan koridor-koridor ekonomi di Indonesia.
”Kalau sekarang baru ada FTA ASEAN.

Permintaan itu akan kami
jajaki, tapi tentu saja kita tidak ingin sekadar FTA,”kata Mari. Dia
menuturkan, pembicaraan partnership Indonesia-Korsel itu akan
ditindaklanjuti dengan pembentukan joint working group, seperti halnya
dalam pembahasan awal Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement
(IJ EPA). IJ EPA merupakan perjanjian kemitraan pertama yang telah
ditandatangani Jakarta dan Tokyo.

Kesepakatan itu antara lain
mencakup perdagangan barang,kepabeanan, jasa, investasi, tenaga kerja,
pengadaan barang dan jasa pemerintah,hak atas kekayaan intelektual,
serta sumber daya energi danmineral. Menurut Mari, diharapkan
kesepakatan serupa juga bisadilakukan bersama dengan Korsel.(*)


LAPORAN WARTAWAN SINDO
BERNADETTE LILIA NOVA
dari Seoul, Korsel                 


Source:Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar