Rabu, 23 Februari 2011

Korban Tewas Gempa Christchurch Menjadi 76

Metrotvnews.com, Jakarta: Tim pengacara Abu Bakar
Ba'asyir menilai Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror tidak
independen. Densus 88 dinilai hanya mencari muka Amerika Serikat (AS)
ketika menangkap tersangka teroris, seperti Abu Bakar Ba'asyir. Hal
itu merupakan salah satu upaya Densus 88 agar AS terus mengucurkan
dana bagi mereka. Karenanya, tim pengacara Ba'asyir menyebut Amir
Jemaah Anshorut Tauhid (JAT) sebagai customer Densus
88.

"Densus 88 perlu terus mengampanyekan eksistensinya.
Terorisme menjadi semacam customer bagi mereka. Bayangkan, jika tidak
ada aksi teror maka bantuan dari Amerika bisa dihentikan dan Densus
bisa dilikuidasi," ujar pengacara Ba'asyir, M Assegaff, saat
membacakan eksepsi di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan,
Kamis(24/2).

Oleh karena itu, kata Assegaff, Densus perlu terus
mengadakan customer. Untuk mendapatkan dana besar, Densus dinilai
perlu mendapatkan customer yang besar dan mampu menarik perhatian
masyarakat. "Atas dasar pemikiran inilah maka diciptakanlah kasus Abu
Bakar Ba'asyir," kata Assegaff.

Menurut dia, ada kesan
penangkapan Ba'asyir didramatisasi, sehingga terlihat seperti operasi
seru. Penangkapan pada 9 Agustus 2010 terjadi ketika terdakwa bersama
keluarga dan rombongan datang dari arah Tasikmalaya. Tiba-tiba, kata
dia, mobil dihadang petugas saat tiba di depan Polres Banjar, Ciamis
dan memaksa penumpangnya turun setelah memecahkan kaca. (MI/DOR)

Source:Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar