Selasa, 05 April 2011

Umat Hindu Gelar Ritual Buda Cemeng Klawu

Metrotvnews.com, Karangasem: Ribuan umat Hindu
beramai-ramai merayakan Buda Cemeng Klawu sebagai penghormatan kepada
Ida Batara Rambut Sedana, yang diyakini sebagai dewa kesejateraan, di
Pura Dalem Kupa, di Desa Nongan, Kecamatan Rendang, Kabupaten
Karangasem, Bali, Rabu (6/4).

"Sebenarnya, ritual ini lebih
sebagai pernyataan syukur sekaligus terima kasih manusia kepada Batara
Rambut Sedana, karena sudah melimpahkan rezeki dan harta benda.
Sekaligus permohonan agar umat senantiasa tetap mendapatkan rezeki di
hari-hari mendatang demi kelangsungan hidup mereka," tutur Jro Mangku
Pande Komang Merta, salah seorang tokoh spiritual di Desa
Nongan.

Ritual Buda Cemeng Klawu berlangsung setiap enam bulan
sekali sebagai wujud bhakti umat kepada Ida Batara Rambut Sedana, yang
dalam kepercayaan masyarakat Hindu di Bali dipuja sebagai dewa uang
atau kesejahteraan. Dewa ini yang telah dan akan menganugerahkan
hal-hal yang bersifat material kepada manusia.

Persiapan ritual
biasanya dilakukan sejak dua pekan sebelumnya, di mana warga desa
"ngayah" atau kerja bakti di Pura Dalem untuk menyiapkan "banten",
yakni rangkaian janur lengkap dengan kue, buah-buahan dan aneka
bunga.

Jenis banten yang digunakan dalam ritual ini, meliputi
banten pokok yang terdiri atas "bebangkit", "soroan suci", dan "caru"
yang dilengkapi dengan banten tebasan berupa Sri Sedana Rauh. Selain
itu, ada beberapa "tandingan" atau buah yang disusun secara artistik
sebagai persembahan kepada Batara Rambut Sedana.

Tepat pada
hari H, menjelang siang masyarakat akan mendatangi pura untuk
melangsungkan "nedun", yakni ritual menurunkan Ida Batara dengan
berbagai banten. Selanjutnya diteruskan dengan "ngias", yaitu menghias
dengan berbagai bunga dan kain sebagai busana untuk "tempat" Ida
Betara berstana.

Setelah 'ngias', Ida Batara pun 'lunga' ke
pesucian dengan diiringi ratusan umat. Prosesi ini berlangsung amat
meriah, dengan iringan kulkul yang bertalu-talu, tetabuhan gong,
kemagisan mantra, gema kidung yang mengalun syahdu dan iringan suara
bajra.

Prosesi "lunga" siang itu tampak berlangsung dengan
khikmat, hingga akhirnya umat kembali ke pura untuk melakukan
persembahyangan bersama.

"Pada hari kedua, 7 April,
dilangsungkan 'penyineban', di mana banten yang harus disiapkan adalah
kue-kue lebeng andus. Penyineban bermakna untuk mengantar Ida Batara
kembali ke alam nirwana setelah ritual usai," kata Jro Mangku Pande,
yang juga ahli masalah banten itu.

Namun, kata dia, sebelum
"penyineban" dilakukan, umat terlebih dahulu melangsungkan "ider
buana" sebagai rangkaian upacara. Kegiatan ini merupakan simbol Ida
Batara sebelum kembali ke alam nirwana, lebih dulu akan melihat-lihat
keadaan umatnya.

"Ider buana" berlangsung dengan mengelilingi
bagian utama mandala pura sebanyak tiga kali.

Tepat sesudah
"ider buana", ada lagi acara Sukuriya, yaitu menaburkan uang bercampur
beras kuning yang diarahkan kepada kerumunan umat. Saat itu, umat
biasanya berebutan uang. Sukuriya diadakan sebagai pernyataan syukur
kepada Ida Batara atas kemurahan dan anugerah kesejahteraan kepada
umat-Nya.(Ant/RIZ)

Source:Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar